Kamis, 22 November 2018


 TUGAS 5 PSDA 

Peranan Konservasi Daerah Aliran Sungai (DAS)

Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu wilayah yang dibatasi oleh batas-batas topografisecara alami sedemikian rupa sehingga setiap air hujan yang jatuh dalam DAS tersebut akanmengalir melalui titik tertentu (titik pengukuran di sungai) dalam DAS tersebut. Dalam BahasaInggris pengertian DAS sering diidentikan dengan watershed,catchment area atau river basin.

 Pengertian DAS tersebut menggambarkan bahwa DAS adalah suatu wilayah yang mengalirkanair yang jatuh di atasnya beserta sedimen dan bahan terlarut melalui titik yang sama sepanjangsuatu aliran atau sungai. Dengan demikian DAS atau watershed dapat terbagi menjadi beberapasub DAS dan sub-sub DAS, sehingga luas DAS pun akan bervariasi dari beberapa puluh meter  persegi sampai ratusan ribu hektar tergantung titik pengukuran ditempatkan.Apabaila ada kegiatan di suatu DAS maka kegiatan tersebut dapat mempengaruhi aliran air di bagian hilir baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Penebangan hutan secara sembarangan di bagian hulu suatu DAS dapat mengganggu distribusi aliran sungai di bagian hilir. Pada musimhujan air sungai akan terlalu banyak bahkan sering menimbulkan banjir tetapi pada musimkemarau jumlah air sungai akan sangat sedikit atau bahkan kering. Disamping itu kualitas air sungai pun menurun, karena sedimen yang terangkut akibat meningkatnya erosi cukup banyak.Perubahan penggunaan lahan atau penerapan agroteknologi yang tidak cocok pun dapatmempengaruhi kualitas dan kuantitas air yang mengalir ke bagian hilir.Oleh karena itu, dari segi hidrologi, erosi dan sedimentasi, DAS dapat dianggap sebagai suatusistem dimana perubahan yang terjadi di suatu bagian akan mempengaruhi bagian lain dalamDAS tersebut. Berbagai kegiatan dalam pengelolaan dan pengembangan DAS yang dapatmempengaruhi kualitas dan kuantitas air, yang pada gilirannya kualitas seluruh lingkunganhidup, antara lain, penebangan hutan, penambangan, permukiman, lingkungan pabrik, perubahan penggunaan lahan, penerapan teknik konservasi tanah dan air, pengembangan pertanian lahankering, termasuk tanaman pangan, tanaman perkebunan, seperti tebu, karet, kelapa sawit, dan perubahan agroteknologi.





DAMPAK KERUSAKAN DAERAH ALIRAN SUNGAI 

Sumberdaya alam utama yang terdapat dalam suatu DAS yang harus diperhatikan dalam pengelolaan DAS adalah sumberdaya hayati, tanah dan air. Sumberdaya tersebut peka terhadap berbagai macam kerusakan (degradasi) seperti kehilangan keanekaragaman hayati (biodiversity),

kehilangan tanah (erosi), kehilangan unsur hara dari daerah perakaran (kemerosotan kesuburantanah atau pemiskinan tanah), akumulasi garam (salinisasi), penggenangan
(water logging ), danakumulasi limbah industri atau limbah kota (pencemaran) (Rauschkolb, 1971; ElSwaify, et. al.1993). Menurunnya kualitas air yang disebabkan baik oleh sedimen yang bersumber dari erosimaupun limbah industri (polusi) sudah sangat dirasakan di daerah aliran sungai yang berpenduduk padat.Erosi di daerah tropika basah dengan berbagai fenomena yang bertalian erat dengannya seperti penurunan produktivitas tanah, sedimentasi, banjir, kekeringan, termasuk jenis kerusakan DASyang memerlukan penanganan segera dengan menggunakan teknologi yang telah dikuasaimaupun teknologi baru, agar degradasi lingkungan tidak berlanjut mencapai tingkat yang gawat.Dampak negatif erosi terjadi pada dua tempat yaitu pada tanah tempat erosi terjadi, dan padatempat sedimen diendapkan.Kerusakan utama yang dialami pada tanah tempat erosi terjadi adalah kemunduran kualitas sifat-sifat biologi, kimia, dan fisik tanah. Kemunduran kualitas tanah tersebut dapat berupa kehilangankeanekaragaman hayati, unsur hara dan bahan organik yang terbawa oleh erosi, tersingkapnyalapisan tanah yang miskin hara dan sifat-sifat fisik yang menghambat pertumbuhan tanaman,menurunnya kapasitas infiltrasi dan kapasitas tanah menahan air, meningkatnya kepadatan tanahdan ketahanan penetrasi serta berkurangnya kemantapan struktur tanah. Hal tersebut padaakhirnya berakibat pada memburuknya pertumbuhan tanaman, menurunnya produktivitas tanahatau meningkatnya pasokan yang dibutuhkan untuk mempertahankan produksi. Memburuknyasifat-sifat biologi, kimia dan fisik tanah serta menurunnya produktivitas tanah sejalan dengansemakin menebalnya lapisan tanah yang tererosi (Sudirman et al 1986).Tanah dan bagian-bagian tanah yang terangkut oleh aliran permukaan diendapkan di bagiantertentu atau masuk ke sungai serta diendapkan di dalam sungai, waduk, danau atau saluran-saluran air. Disamping itu dengan berkurangnya kapasitasinfiltrasi tanah yang mengalami erosiakan menyebabkan aliran permukaan (run off ) meningkat. Peningkatan aliran permukaan danmendangkalnya sungai mengakibatkan banjir semakin sering dengan tingkatan (derajat) yangsemakin berat pada setiap musim hujan. Terjadinya banjir sudah merupakan fenomena yang berulang setiap tahun di banyak DAS di Indonesia.Berkurangnya infiltrasi air ke dalam tanah yang mengalami erosi di bagian hulu DASmenyebabkan pengisian kembali (recharge) air di bawah tanah ( ground water ) juga berkurangyang mengakibatkan kekeringan di musim kemarau. Dengan demikian terlihat bahwa peristiwa banjir dan kekeringan merupakan fenomena ikutan yang tidak terpisahkan dari peristiwa eropsi.Bersama dengan sedimen, unsur-unsur hara terutama N dan P serta bahan organikpun banyak yang ikut terbawa masuk ke dalam waduk atau sungai (Sinukaban 1981). Hal ini mengakibatkanterjadinya eutrofikasi berlebihan dalam danau atau waduk sehingga memungkinkan perkembangan tananam air menjadi lebih cepat dan pada akhirnya mempercepat pendangkalandan kerusakan waduk atau danau tersebut.
PERANAN KONSERVASI TANAH DAN AIR PADA PELESTARIANPRODUKTIVITAS DAN SUMBERDAYA AIR  

Untuk menjaga produktivitas lahan, maka penggunaan lahan harus sesuai dengankemampuanlahan serta penggunaan agroteknologi harus disertai dengan penerapan teknik konservasi tanahdan air yang memadai. Tipe teknik konservasi tanah dan air yang banyak diterapkan di seluruhdunia termasuk dalam pengelolaan DAS di Indonesia dapat dikelompokkan ke dalam empatkelompok utama yaitu agronomi, vegetatif, struktur, dan manajemen (WASWC, 1998).Teknik konservasi tanah dan air yang dikelompokkan ke dalam kelompok agronomi antara lain penanaman tanaman campuran (tumpang sari), penananam berurutan (rotasi), penggunaan mulsa, pengolahan tanah minimum, penananam tanpa olah tanah, penanaman mengikuti kontur, penananam di atas guludan mengikuti kontur, penggunaan pupuk hijau atau pupuk buatan, dan penggunaan kompos.Teknik konservasi tanah dan air yang dikelompokkan ke dalam kelompok vegetatif antara lain penanaman tanaman pohon atau tanaman tahunan (seperti kopi, teh, tebu, pisang), penanaman

tanaman tahunan di batas lahan (tanaman pagar), penanaman strip rumput (vetiver, rumputmakanan ternak).Teknik konservasi tanah dan air yang dikelompokkan ke dalam kelompok struktur antara lainsaluran penangkap aliran permukaan, saluran pembuangan air, saluran teras, parit penahan air (rorak), sengkedan, guludan, teras guludan, teras bangku, dam penahan air, dan embung pemanen air hujan.Teknik konservasi tanah dan air yang dikelompokkan ke dalam kelompok manajemen antaralain perubahan pengunaan lahan menjadi lebih sesuai, pemilihan usaha pertanian yang lebihcocok, pemilihan peralatan dan masukan komersial yang lebih tepat, penataan pertaniantermasuk komposisi usaha pertanian, dan penentuan waktu persiapan lahan, penanaman, dan pemberian input.Penerapan teknik konservasi tanah dan air yang memadai di berbagai proyek pengembangan pertanian dan penelitian telah membuktikan bahwa teknik konservasi tanah dan air mampumenstabilkan produktivitas pertanian dan bahkan pada beberapa tempat mampu meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani (Sihite dan Sinukaban, 2004).Penanaman sayuran mengikuti kontur pada tanah Andosol yang mempunyai drainase yang baik di Citere Jawa Barat mampu mempertahankan produktivitas lahan dan sangat efektif menekanerosi. Penggunaan rorak dan tananam penaung multistrata di pekebunan kopi rakyat mampumenekan erosi dan meningkatkan pendapatan petani sampai lebih dari Rp. 6.000.000 di DASBesai Lampung barat.Untuk menjaga kelestarian sumberdaya air di suatu DAS, maka penutupan vegetasi permanenharus tetap dijaga kelestariannya, penggunaan lahan harus sesuai dengan kemampuan lahan danteknologi pengelolaan DAS harus memenuhi kaidah-kaidah konservasi tanah dan air. Di DASyang didominasi oleh daerah pertanian, penerapan teknik konservasi yang memadai sangatdiperlukan untuk meningkatkan infiltrasi dan menurunkan aliran permukaan yang padagilirannya dapat melestarikan sumberdaya air.Hasil penelitian tentang pengaruh teknik konservasi tanah dan air yang memadai dalam pengelolaan DAS terhadap kelestarian sumber daya air di Jawa Barat dan Lampung sangat positif (Sinukaban et al, 1998, Sihite dan Sinukaban 2004). Penelitian di Jawa Barat danLampung Barat tersebut menunjukan bahwa teknik pengelolaan DAS yang memenuhi kaidahkonservasi tanah dan air akan menurunkan aliran permukaan (quick flow) dan menaikan alirandasar (base flow) serta memperpanjang masa aliran dasar secara substansial (Sinukaban et al,198).Walaupun hanya sepertiga dari luas DAS yang menerapkan teknik konservasi yang memadai,teknik konservasi tersebut sudah mampu menekan koefisien aliran permukaan dari 0,72 menjadi0,49 pada tahun berikutnya dan menjadi 0,39 dua tahun setelah penerapan teknik konservasi.Disamping itu koefisien aliran dasar (base flow) meningkat dari 0,28 menjadi 0,51 pada tahun berikutnya dan menjadi 0,61 dua tahun setelah peneapan teknik konservasi (Tabel 1). Disampingadanya peningkatan debit aliran dasar, penerapan teknik konservasi tanah dan air juga

memperpanjang lamanya aliran dasar dari hanya sampai bulan Juni pada saat belumditerapkannya teknik konservasi menjadi sampai bulan Juli setelah setahun penerapannya danmenjadi sampai bulan Agustus setelah dua tahun (Gambar 1 dan 2). Bila dikombinasikan dengan peningkatan penutupan vegetasi permanen dan menempatkan penggunaan lahan yang sesuaidengan kemampuannya maka kelestarian sumberdaya air di DAS akan terjaga secara lestari.
https://html2-f.scribdassets.com/9k0x5tkyv42k42xm/images/5-ed592057d0.jpg



Tidak ada komentar:

Posting Komentar